JIAYU4N

Selamat datang dan selamat membaca, tertanda, Sagara.

𝗗-𝗗𝗔𝗬

Tepat di hari yang telah Linmo tunggu-tunggu, kini ia tengah berdiri di dekat sebuah halte yang terletak tidak jauh dari rumahnya.

Bolak-balik ia mengecek jam tangan berwarna silver yang kini tengah melekat di tangan kirinya.

β€œDimana ya, yeha?”

Gumamnya kepada diri sendiri, sembari melanjutkan aktivitas celingukan kanan-kirinya untuk menelisik satu-persatu kendaraan yang lewat di depannya.

𝑇𝑖𝑛! 𝑇𝑖𝑛!

Suara klakson yang lumayan nyaring itu sukses membuatnya terlonjak kaget hingga memalingkan wajahnya kearah sumber suara.

β€œKak Yeha?” Ucapnya sambil menyipitkan mata.

Tanpa berpikir panjang, ia pun menghampiri mobil bercat putih kinclong itu.

Yuheng yang melihat Linmo mendekat kearahnya pun akhirnya turun untuk membantu Linmo menaikkan barang-barangnya ke bagasi.

Setelah menjalankan aktivitas yang lumayan menguras tenaga itu, keduanya memapankan diri di dalam mobil.

Yuheng yang memposisikan diri di bagian kemudi, dengan Linmo yang duduk di sampinya.

Jujur, yang sekarang Linmo rasakan adalah takjub. Karena ia belum pernah menaiki mobil semewah ini sebelumnya.

Ia yang sebelumnya sibuk melongo memperhatikan seisi mobil, kini pandangannya teralihkan pada yuheng yang berjarak kurang lebih dua jengkal dari dirinya.

Yuheng tidak sadar bahwa linmo kini tengah menatapnya dengan mematung, karna ia sedang disibukkan oleh memasangkan linmo π‘ π‘’π‘Žπ‘‘π‘π‘’π‘™π‘‘.

Saat kegiatannya itu selesai, yuheng pun kembali memposisikan diri untuk mulai menyalakan mesin mobilnya dan bergegas menuju gedung karantina AYSAC.

Selama perjalanan, linmo yang biasanya selalu ceria, kini hanya membungkam mulutnya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Hingga akhirnya mereka pun tiba di gedung AYSAC.

β€œBang, gue duluan ya, soalnya di denah, tempat registrasi ulang gue agak jauh”

Ujar linmo, tepat saat yuheng memberhentikan mobilnya.

β€œLah, gak gue anter aja?”

β€œGak usah bang, gak apa-apa kok. Kan gue udah ngerepotin juga. Gue duluan ya!”

Linmo dengan buru-buru, segera keluar dari mobil itu dan mengambil barang-barangnya dari bagasi. Tanpa menghiraukan yuheng, ia pun pergi begitu saja.

Yuheng hingga kini masih tidak dapat berkutik karena merasa ada yang janggal dengan tingkah linmo.

β€œKenapa deh itu anak?” Ucapnya pelan.